Jumat, 14 Januari 2011

Pak Zamroni, Tembakau ( lanjutan Si Sumbing )

Sebagai tempat bermalam kami adalah rumah pak Zamroni yang merupakan kepala duku Garung dan rupanya sudah biasa menerima para pendaki di rumahnya, sehingga keakraban cepat terjalin diantara kami dan tuan rumah
Pak Zamroni, seperti kebanyakan penduduk didaerah itu adalah juga petani tembakau yang cukup sukses dan kadang-kadang untuk menjual tembakaunya beliau harus keluar kota sampai beberapa minggu.
Penduduk Garung kebanyakan mempunyai kelayakan hidup seperti pak Zam ini, dapat dimaklumi karena karena harga tembakau dipasaran tinggi , untuk tahun ini ( 1988 ) rata-rata berkisar antara Rp. 40,000 s/d Rp. 75.000 perkilogram tembakau. Dapat dibayangkan kekayaan para petani tembakau sewaktu panen.
Konon ada satu jenis tembakau yang kadar nikotinnya lebih tinggi dari yang lain. Tembakau ini disebut tembakau Srintil karena bentuknya yang nyrintil atau menggumpal. Karena kelebihannya ini, jenis tembakai ini pun dipasaran harganya sangat tinggi kalaupun disimpan kualitasnya bertambah baik sehingga harganyapun bisa diatas Rp. 100.000 / kilogramnya. Menurut kabar yang kudengar, jenis tembakau ini hanya bisa hidup di perladangan lereng gunung Sumbing - Sindoro, selain itu juga jenis ini langka karena tidak semua tembakau yang dipanen bisa nyrintil
Bentuk-bentuk rumah penduduk masih sederhana, dengan jendela yang sesedikit mungkin ( kecuali rumah pak Zam ) untuk mencegah hawa dingin masuk rumah, atap-atapnya dibuat dari seng, lebih praktis dan untk maksud menangkap lebih banyak panas matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar