Kamis, 20 Januari 2011

Legenda Sumbing


Berseberangan dengan puncak Sumbing, Gunung Sindoro tampak angkuh, tegar dan layaknya gadis yang cemberut namun tetap menarik. Alur-alur lerengnya terpahat tegas, demikian juga punggungan-punggungan gunungnya.Puncak Sumbing memang tidak seruncing puncak kembarannya Sindoro, tetapi lebih datar. Terdapat kawah mati ditengan puncaknya. Sumbing merupakan bekas gunung aktif, karena letusan vulkanik maka puncaknyapun runtuh dan masuk kedalam kawahnya , menghasilkan bentuk puncak seperti terpahat, orang jawa mengatakan : Sumbing.
Menurut legenda setempat, dahulu gunung Sumbing mempunyai puncak kerucut yang sangat tinggi. Karena terlalu tinggi dikhawatirkan akan mencapai istana para Dewa yang terletak diatas langit. Oleh sebab itu Sang Hyang Dewa mengutus anak buahnya para dewa untuk memotong puncak gunung tersebut. Potongan puncakan gunung Sumbing tersebut diletakkan ditengah-tengah antara Sumbing dan Sindoro serta dinamakan gunung Tarangan. Sebab itulah asal muasal nama Sumbing , dari kata suwing ( jawa ) yang artinya terpotong.Menurut legenda pula, Sumbing dan Sindoro merupakan sepasang jodoh seperti layaknya manusia.
Berjalan melewati batu-batu besar yang memagari kawahnya, kami mencari tempat yang enak untuk meletakkan badan. Rencana untuk turun kekawah batal dilakukan karena angin terlallu kencang bahkan makin kencang dan dingin yang membuat badan kami malas bergerak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar