Sabtu, 15 Januari 2011

Amir ...gadis kecil ( lanjutan Si Sumbing )


Aku punya kenalan seorang anak kecil perempuan, namanya Amir ( awalnya aku terkejut, masak anak perempuan namanya Amir ? ). Amir bellum sekolah, ia lain dengan anak-anak sebayanya di dukuh itu. Biasanya anak-anak kecil takut berdekatan dengan orang-orang yang masing asing baginya, tetapi Amir tidak lari ketika aku mendekat malah dengan berani " meneliti " aku dengan sorot matanya yang lugu, ..anak yang lucu. Pipinya yang kemerahan sehat menambah kelucuaannya. Amir dan anak-anak gunung lainnya memang boleh berbangga oleh karena pipi-pipi mereka yang merah alami, pemberian alam gunung kepada mereka. Sementara wanita-wanita kota memakai bermacam-macam kosmetika hanya untuk membuat pipi yang kemerahan.
Menjelang senja, langit mendung disertai hujan rintik-rintik, tetes tetes air hujan begitu tipisnya larut dalam udara sehingga sungguh terasa sebagai pencairan setiap uap air yang ada, rata dan menebar jatuhnya. Dinginnya udara mulai terasa oleh para pendaki, mereka lebih senang duduk berbincang-bincang didalam mengusir dingin yang mulai merasuk dengan saling melemparkan gurauan. Pak Zam menyuguhkan ketela rambat rebus ditaburi parutan kelapa, kami menyantapnya, enak sekali dan hidanganpun cepat tandas dengan suksesnya. Memang rata-rata napsu makan bertambah ketika hawa mendingin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar